NYONYA Gerda tinggal di lereng sebuah bukit. Suaminya tentara, gugur dalam sebuah pertempuran. Suatu hari, ketika pulang dari mengunjungi makam sang suami, Nyonya Gerda melihat dua ekor anak rusa. Nyonya Gerda membawa pulang sepasang rusa itu dan memberi mereka nama Rosa dan Rosi.
Nyonya Gerda pandai membuat roti, kue, dan penganan lainnya. Ia menitipkan roti, kue, dan penganan buatannya di toko Nyonya Martha di kampung. Nyonya Gerda membawa serta sepasang rusa miliknya.
“Wah, rusa-rusamu sudah besar ya, Nyonya Gerda?” kata Nyonya Martha.
“Ya, Nyonya Martha. Bersama mereka, aku tidak kesepian lagi,” sahut Nyonya Gerda.
“Aku senang mendengarnya. Dan, ini uang hasil penjualan rotimu selama minggu ini,” kata Nyonya Martha.
“Terima kasih, Nyonya Martha. Saya senang bekerja sama dengan Anda,” sahut Nyonya Gerda.
Suatu hari, sebuah kereta kuda berhenti di depan rumah Nyonya Gerda. Dua orang perempuan turun dari kereta, lalu menemui Nyonya Gerda. Dua perempuan itu adalah petugas dari kantor Biro Penyelamat Satwa. Mereka mengatakan bahwa Nyonya Gerda tidak boleh memelihara rusa. Karena rusa adalah hewan yang dilindungi oleh kerajaan.
“Kalian akan membawa Rosa dan Rosi?” tanya Nyonya Gerda sedih.
“Benar, Nyonya. Kami akan membawa rusa-rusa milik Anda ke Kotapraja. Kami akan memelihara mereka di kebun binatang. Ini aturan kerajaan. Kalau Anda melanggar, Anda bisa masuk penjara, Nyonya,” kata salah satu petugas.
“Oh, maafkan saya. Saya tidak tahu tentang peraturan itu,” sahut Nyonya Gerda.
Dua petugas itu pun membawa dua rusa kesayangan Nyonya Gerda. Sebelum kereta itu berangkat, Nyonya Gerda bertanya, “Bolehkah bila suatu saat aku mengunjungi Rosa dan Rosi?”
“Silakan, Nyonya. Nyonya dapat mengunjungi kebun binatang kapan pun Nyonya mau,” kata seorang petugas.
***
SETELAH kepergian sepasang rusa itu, hidup Nyonya Gerda terasa sepi. Orang-orang, termasuk Nyonya Martha bersimpati pada Nyonya Gerda.
“Perbuatanmu sungguh mulia, Nyonya Gerda,” kata Nyonya Martha.
“Terima kasih, Nyonya Martha. Saya berharap Rosa dan Rosi mendapatkan perlakuan yang layak di Kotapraja,” sahut Nyonya Gerda.
“Semoga, Nyonya Gerda. Dan, ini uang hasil penjualan rotimu minggu ini, Nyonya Gerda,” kata Nyonya Martha.
“Oh ya, saya punya rencana bagus, Nyonya Gerda,” kata Nyonya Martha.
“Rencana apa, Nyonya Martha? Boleh saya tahu?”
“Tentu saja boleh,” sahut Nyonya Martha.
“Margot, kakakku, akan membuka toko roti di Kotapraja. Saya mengusulkan Anda untuk menjadi koki di sana. Anda bersedia, Nyonya Gerda?”
“Tetapi, bagaimana dengan rumah saya? Siapa yang akan mengurusnya?” tanya Nyonya Gerda.
“Jangan kawatir, Nyonya Gerda. Biar saya dan suami yang akan mengurus rumah Anda,” jawab Nyonya Martha.
“Oh, terima kasih. Anda sungguh baik pada saya. Baiklah, saya bersedia menjadi koki untuk kakak Anda, Nyonya Martha,” sahut Nyonya Gerda.
***
NYONYA Gerda pindah ke Kotapraja. Ia menjadi koki di Toko Roti Nyonya Margot. Roti buatan Nyonya Gerda sangat lezat, sehingga banyak pembeli yang senang. Toko roti itu pun semakin ramai dikunjungi pembeli. Suatu hari Nyonya Gerda mendapatkan libur.
“Anda hendak berwisata ke mana, Nyonya Gerda?” tanya Nyonya Margot.
“Saya belum tahu, Nyonya Margot,” sahut Nyonya Gerda.
“Apakah di Kotapraja ada tempat wisata yang menarik?”
“Ada beberapa, tetapi yang paling menarik adalah kebun binatang,” jawab Nyonya Margot.
Seketika wajah Nyonya Gerda berubah ceria. Keesokan harinya, Nyonya Gerda berkunjung ke kebun binatang. Ia mencari-mencari tempat yang diinginkan.
“Bisa Anda tunjukkan pada saya, di mana tempat rusa?” tanya Nyonya Gerda pada seorang petugas kebun binatang.
“Di sana, Nyonya,” jawab petugas.
Nyonya Gerda bergegas melangkah. Ia pun sampai di sebuah tanah lapang yang luas berpagar kayu. Ia melihat banyak rusa berkeliaran di sana. Ada yang sedang makan rumput, rebah di tanah berumput, ada pula yang mendekat ke pagar menerima wortel pemberian pengunjung.
Nyonya Gerda melihat dua rusa sedang makan rumput di bawah pohon. Seketika Nyonya Gerda berteriak.
“Rosaaa! Rosiii!”
Dua rusa itu menoleh, lalu berlari mendekati Nyonya Gerda yang berdiri di luar pagar. Dua rusa itu mengangkat kedua kaki depannya dan Nyonya Gerda menyambut mereka dengan pelukan.
“Kalian masih ingat aku? Oh, aku senang sekali bisa bertemu kalian,” kata Nyonya Gerda terharu.
Orang-orang melihat pemandangan unik itu. Seorang perempuan muda memotret adegan Nyonya Gerda saat memeluk dua rusa itu.
“Apakah Anda mengenal dua rusa ini, Nyonya?” tanya perempuan muda itu.
“Ini Rosa dan Rosi. Dulu, saya memeliharanya sebelum akhirnya ada petugas membawanya ke sini,” jawab Nyonya Gerda.
“Oh, ini sungguh menarik. Boleh saya mewawancarai Anda, Nyonya?”
“Maaf, apakah Anda wartawan?” tanya Nyonya Gerda.
“Ya, begitulah, Nyonya,” sahut si perempuan muda.
Keesokan harinya, Nyonya Margot menyerahkan koran pagi pada Nyonya Gerda.
“Ada berita tentang Anda, Nyonya Gerda. Lihatlah, di halaman pertama,” kata Nyonya Margot.
Nyonya Gerda melihat foto dirinya memeluk dua rusa di halaman pertama koran dan judul berita “Setelah Sepuluh Tahun Berpisah, Nyonya Gerda Bertemu Rosa dan Rosi”.
Nyonya Gerda tersenyum gembira bisa masuk koran. Lebih dari itu, Nyonya Gerda bahagia karena kini dapat mengunjungi Rosa dan Rosi di kebun binatang setiap saat, terutama saat merindukan mereka. (58)
Rujukan:
[1] Disalin dari karya Sulistiyo Suparno
[2] Pernah tersiar di surat kabar “Suara Merdeka” 1 Oktober 2017